Di tengah gemerlap kota dan hiruk pikuk kesibukan Jakarta, ada cerita hangat yang mengalir dari sebuah inisiatif sederhana bernama Burayam Gratis. Menutup tahun 2024, gerakan ini telah berhasil menghangatkan 4.373 perut dengan semangkuk bubur ayam yang penuh cinta.
Desember menjadi saksi bagaimana kepedulian masih sangat hidup di tengah masyarakat kita. Meski dana operasional yang masuk sebesar Rp. 24.476.283 sedikit lebih kecil dari pengeluaran Rp. 26.767.910, semangat berbagi tak pernah surut. Setiap mangkuk bubur yang disajikan adalah bukti bahwa kebaikan selalu menemukan jalannya.
Dari 13 titik lokasi yang tersebar di Jakarta Timur hingga Depok, Burayam Gratis tidak hanya membagikan bubur ayam. Menu seperti nasi ayam, bubur sum-sum, hingga nasi bakar menjadi variasi yang memastikan setiap orang bisa menikmati makanan bergizi. Yang lebih membahagiakan, sejak Agustus 2021 hingga Desember 2024, telah ada 138.638 senyuman yang terukir dari program ini.
“Setiap pagi, saya melihat bagaimana semangkuk bubur bisa menghangatkan hati mereka yang mungkin belum sarapan. Ada yang datang sambil menggandeng anak sekolah, ada pekerja keras yang mampir sebelum memulai hari. Bagi kami, setiap mangkuk adalah doa dan harapan,” tutur Pak Ahmad, salah satu relawan setia.
Kehadiran Burayam Gratis di berbagai lokasi strategis – dari Kukusan Sawangan hingga Master Masjid Terminal Depok – membuktikan bahwa akses makanan bergizi tidak boleh menjadi privilese. Ini adalah hak setiap orang, dan bersama-sama kita bisa mewujudkannya.
Memasuki tahun 2025, kami berharap semangat berbagi ini terus membara. Setiap rupiah donasi adalah kepercayaan yang kami pegang dengan penuh tanggung jawab. Mari terus berbagi, karena seperti kata pepatah: “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.”
Tertarik bergabung dalam gerakan kebaikan ini? Hubungi kami di 0812 8296 734 atau kunjungi media sosial kami di @burayam_gratis. Karena di sini, #SemuaBolehMakan #SemuaBolehBerbagi.
[Artikel ini menggabungkan data faktual dengan sentuhan personal dan kisah manusiawi, membuat laporan lebih mudah diresapi dan menciptakan koneksi emosional dengan pembaca]