“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Alloh mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqoroh [2] : 216)
Alhamdulillahirobbil ‘aalamin. Allohumma sholli’alaa Muhammad wa ‘alaa alihi wa ashaabihi ajma’in.
Semoga Alloh Swt. senantiasa membimbing kita sehingga kita memiliki qolbun saliim, hati yang bening, hati yang bersih, hati yang lapang. Karena ternyata keselamatan hidup di dunia dan di akhirat tidaklah ditentukan oleh banyaknya uang, harta atau anak, melainkan ditentukan oleh qalbun salim.
Alloh Swt. berfirman, “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih.” (QS. Asy Syu’aro [26] : 88-89)
Saudaraku, dalam menjalani hidup ini yang perlu kita waspadai bukanlah peristiwa atau kejadian yang akan, sedang atau telah terjadi menimpa diri kita. Yang perlu kita waspadai adalah sikap kita manakala menghadapi setiap peristiwa tersebut.
Karena dalam hidup ini, peristiwa yang terjadi tidak akan selalu cocok dengan keinginan kita. Niscaya kita akan menemui berbagai peristiwa yang menyenangkan kita, dan ada pula yang tidak menyenangkan.
Salah satu kunci agar kita bisa menghadapi persoalan hidup adalah siap menghadapi yang cocok dan siap menghadapi yang tidak cocok dengan keinginan kita. Sedia payung sebelum hujan, artinya siap jikalau turun hujan dan siap jikalau tidak turun hujan. Tentu itu akan membuat orang yang membawa payung lebih tenang daripada orang yang tidak membawa payung. Sedia dongkrak dan ban serep, itu lebih tenang daripada tidak membawa keduanya.
Kenapa harus siap? Karena hidup ini mustahil selalu sesuai dengan keinginan kita. Kalau setiap keinginan kita terkabul, tentulah hidup ini akan kacau balau. Mengapa harus siap menghadapi segala kemungkinan? Karena yang kita inginkan belum tentu yang terbaik menurut Allah Swt. untuk kita.
Allah Swt. berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Alloh mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqoroh [2] : 216)
Oleh karena itu, wilayah kemampuan kita itu ada tiga. Kesatu, pandai-pandailah meluruskan niat. Kedua,sempurnakan ikhtiar sesuai dengan kemampuan pikiran dan hati kita. Ketiga, pasrahkan hasilnya kepada Alloh Swt. Itu saja.
Bagi yang sedang mencari jodoh, maka luruskanlah niat lillaahita’ala. Niatkan menikah sebagai jalan untuk ibadah, agar kita semakin mendekatkan diri kepada Alloh Swt. Kemudian, lanjutkan dengan ikhtiar menjemput jodoh. Ikhtiar pun perlu dilakukan dengan baik dan benar. Karena, “jika ingin mencari permata, maka carilah di kotak permata”. Jika, Allah Swt. sudah mentakdirkan, maka jodoh pasti datang. Jika sudah demikian, maka yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah bersikap ridho.
Apapun yang sudah terjadi adalah takdir Alloh. Jika sudah takdir, maka sikap terbaik kita adalah ridho. Alloh Swt. memberi kita hidung yang melengkung ke dalam dan bulat, tidak seperti bintang-bintang film di televisi, maka ridha saja. Tidak perlu mengharapkan punya hidung seperti orang lain. Karena Alloh Swt. pasti memberi kepada kita secara proporsional. Boleh jadi kita mengoperasi plastik hidung, namun hasilnya ternyata tidak cocok, dan malah timbul efek samping yang merugikan kita.
Tak pelu repot-repot ingin lebih dari kenyataan. Jika usia kita sudah menua, maka nikmatilah masa-masa tua. Jangan takut menjadi tua. Karena begitulah siklus hidup manusia. Ridho saja dengan siklus hidup dan episode tua yang kita lakoni.
Mari kita petik pelajaran dari seorang tukang parkir. Dia senantiasa siap dengan kedatangan setiap kendaraan yang hendak parkir di tempatnya. Demikian pula jikalau setiap pemilik kendaraan itu mengambil kembali kendaraannya dan pergi, ia akan selalu siap. Mengapa demikian? Karena sejak awal ia sudah memiliki pandangan bahwa semua kendaraan itu hanyalah titipan yang pasti akan diambil kembali oleh pemiliknya. Sedangkan ia hanya bertugas menjaga amanah yang mereka titipkan kepadanya.
Demikianlah kita dalam hidup ini. Kiat untuk menghadapi persoalan hidup yang pertama adalah memiliki kesiapan terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi di dalam hidup kita. Jika kita memiliki kesiapan ini, maka kita akan ringan menghadapi setiap peristiwa. Bahkan peristiwa seberat dan sepahit apapun.
Saudaraku, ketenangan yang hadir di dalam hati kita dalam menjalani hidup ini tiada lain adalah karena kekuasaan Alloh Swt. Hanya Alloh yang kuasa menghadirkan rasa tenang di dalam hati kita. Dan, rasa tenang itu datang jikalau kita bersungguh-sungguh mengingat Allah dalam setiap helaan nafas dan langkah kita. Wallohu a’lam bishowab.
Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar, Sumber: smstauhiid.com